Langsung ke konten utama

Postingan

Tips Sukses Pubertas, Gen Z Ayo Merapat!

                                                              (Pixabay/PublicDomainPicture) Siapa di sini yang udah memasuki masa-masa pubertas? Masa pubertas, merupakan masa dimana semuanya benar-benar berubah.  Ya gimana enggak, masa pubertas merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja. Uniknya, ketika memasuki masa pubertas dibilang masih anak-anak nggak mau tapi dibilang dewasa juga belum siap 🙊 Eits, tapi tenang aja kalau kamu udah ada di masa pubertas ini. Karena aku bakalan spill Tips Sukses Pubertas yang sangat mudah kamu terapkan di dalam keseharianmu ☺ 6 Tips Sukses Pubertas 1. Pahami Perubahan Bentuk Tubuh (fisik) Hal yang bikin kaget dan tentu saja penanda pertama ketika kamu memasuki masa pubertas adalah, perubahan bentuk tubuh. Suara mulai berubah (perempuan cempreng, laki-laki nge-bas), tumbuhnya bulu-bulu di area-area tertentu, jerawat, dada bidang (laki-laki),  haid (perempuan), adanya sperma (laki-laki), dan tumbuhnya payudara (perempuan). Jadi jangan

NHW #5 Learning How to Learn

Well, NHW #5 berasa lebih bingung dibandingkan dengan NHW-NHW sebelumnya, mengapa? Soalnya kita kaya dibebasin (lebih tepatnya disuruh mikir sendiri) mau ngerjainnya kaya apa. Akhirnya, googling lah saya ke sana ke mari, dan ya bismillah, inilah desain pembelajaran saya untuk saya perdalam di Universitas Kehidupan. Bismillah Seperti telah disinggung di NHW saya sebelum-sebelumnya, bahwa saya sangat passionate dengan dunia anak dan keluarga, namun saya ingin lebih fokus memperdalam dunia anak, khususnya bagaimana mengembanglan potensi anak sejak dini. Oleh karena itu saya mengatur langkah karir saya untuk istiqomah di jalan tersebut, meski tentu saja tidak terlepas dari cibiran "Emang kerja di kampus ada uangnya?" well, aga jleb sih dengernya tapi saya selalu inget nasihat ibu saya. Ibu bilang bahwa ketika masih muda jangan kerja karena uangnya, tapi banyak belajar aja dulu. Gitu katanya, dan pastinya kata-kata beliau sangat mengena di hati saya. Saya terus terang saja b

Anwar dan Sabiq

Anwar dan Sabiq, dua sepupu saya yang lahir sekitar tahun 97. Keduanya sebaya, namun keduanya sama-sama mengajarkan saya akan artinya tawakal dan ikhlas. Anwar dan Sabiq Tinggal di kota yang berbeda. Anwar tinggal di Bandung dan mondok selama 6 tahun di Kuningan. Sementara Sabiq, dia tinggal di Tasik dan sekolah negeri di sana. Menariknya, mereka pada akhirnya merasakan hal yang sama. Sama-sama diuji Allah dengan kesungguhan untuk memperjuangkan cita-citanya. Anwar Mendaftar jalur undangan untuk masuk ke salah satu PTN di Bandung. Karena entah gimana ceritanya, Anwar memutuskan mengambil jurusan psikologi di Unpad, awalnya saya berpikir ia mengikuti kakaknya Irsyad yang terlebih dahulu mengambil psikologi di Brawijaya. Namun hal lain pun terjadi. Sabiq Selepas SMA ia mendaftar ke berbagai PTN. Pilihannya waktu itu sosiologi, bahasa Jerman, dan kriminologi. Namun Allah berkehendak lain, walau selama TO dia selalu nyaris mendapatkan nilai sempurna (utamanya pada mata pelajaran s

NHW #4 Mendidik dengan Fitrah

Selamat datang kembali di blog saya, yang kali ini emang mayoritas (mungkin semua) berisikan tugas-tugas saya di IIP (Institut Ibu Profesional). Meski judulnya emang emak-emak, tapiiii tugas buat singelillah seperti saya ini dibedakan. Jadi lebih ke persiapan kita buat memasuki dunia keluarga. Namun ada juga yang sifatnya universal, seperti NHW #4 ini. Naaahh, NHW #4 ini lebih memfokuskan kembali apa saja yang akan kita lakukan secara riil untuk menjalankan misi hidup kita. Bismillah, berikut upaya yang akan dan sedang saya lakukan untuk menjalankan misi hidup saya. Sebelum saya jawab, jadi sejujurnya ini bakalan mulai saya kerjakan kebanyakan insya Allah pas nanti saya balik ke IKK (habis lebaran ini). Kalau sekarang saya lebih ke ngumpulin berbagai bahan yang akan saya pelajari kelak. Soalnya saya sedang menjalankan peran saya sebagai guru di SD dan SMP. Mengapa saya nggak menceritakan peran jadi guru, soalnya saya berpikir ini rencana masa depan yang akan secara terus meneru

NHW #3 Surat Cinta untuk Calon Imamku

Allohu akbar Seriusan, saya kaget-sekaget kagetnya pas tau NHW #3 bikin surat cinta. Masya Allah, saya yang masih singlelillah ini disuruh nulis buat calon imam di masa depan. Hhmm... Baiklah, saya akan mencoba. Siapa tau setelah ada yang baca surat cinta saya ini, eh ada jodoh saya ternyata hahahha (aamiin gitu) Dear abang sayang, apa kabar? Eneng di sini masih singlelillah bang. Setia nunggu abang yang siap lamar eneng. Eneng tau, eneng faham banget abang jaga perasaan abang demi ngejaga kehormatan eneng. Makasih ya bang. Makasiiihh banyak. Kita berdua sama-sama tau, nikah itu ibadah. Oleh karena itu sebelum menikah, kita juga harus menempuh cara-cara yang diridhoiNya. Makasih ya bang udah jaga perasaan. Ungkapin perasaan abang, pas nanti aja ngelamar eneng heheheh. Eneng selalu yakin seyakin yakinnya, kalau Allah menciptakan manusia udah berpasang-pasangan. Allah bakal masangin yang baik buat yang baik juga. Insya Allah bang, sebelum kita memasuki dunia pernikahan kita sama-sama

NHW #2 Checklist Indikator Profesionalisme Perempuan

Well, NHW #2 ini beneran bikin saya mikir. Mikir gimana cara jawabnya, soalnya saya BELUM MENIKAH, catat itu hahahah. Okelah profesionalisme sebagai individu saya bisa banget jawab. Tapi kalau sebagai istri dan ibu, hhmmm... Gimana caranya coba? Kalau kata fasilnya sih tanyain aja suami dan anak maunya apa dari kita. Allohu... Gimana cara nanyanya? Saya bukan cenayang yang bisa baca masa depan hahah. Tapi kata fasilnya, kalau belum nikah ya udah, bayangin aja. Tapi kan tapiii otak perempuan sama laki-laki bedaaaa banget. Hhmm.. Setelah berpikir dan alhamdulillahnya ada moment "tepat", saya minta tolong temen saya yang laki-laki buat ngisi. Saya bilang "Bantuin lah, kalau nanti punya istri, kamu pengennya kaya gimana?" terus dia cuman diem "Apa ya? Belum kepikiran hahaha" terus dia nyebutin dua indikator dan "Nanti lah ditulis, biar lebih lancar jawabnya" kurang lebih gitu katanya. Okay mari kita simak 1. Sebagai Pribadi - Amalan yaumiyah A.

NHW #1 Adab Menuntut Ilmu

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh Okay, jadi untuk beberapa postingan ke depan bakalan diisi sama tugas saya di IIP. Apa itu IIP? IIP itu singkatan dari Institut Ibu Profesional. Kenapa saya ikutan? Soalnya pengen belajar untuk menjadi ibu terbaik buat anak-anak saya kelak (ehhmmm) pun melanjutkan belajar ilmu keluarga pasca kampus. Jadi kalau pas kuliah di IKK saya belajarnya secara teoritis dari dosen-dosen tercinta yang ahli dibidang ilmu keluarga, nah sekarang belajarnya dari praktisi. Kalau masih penasaran apa itu IIP, bisa digoogling aja heheh. Kalau gitu langsung aja ya, saya mau jawab NHW (Nice Home Work) saya di IIP yang pertama. Bismillah.... NHW #1 1.      Tentukan satu jurusan ilmu yang akan Anda tekuni di universitas kehidupan ini        Saya pengen banget dari dulu belajar bagaimana cara memetakan potensi unggul dari seorang anak 2.      Alasan terkuat apa yang Anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut        Saya percaya bahwa All

Teman

Teman bagi saya memiliki arti sesuai porsinya masing-masing. Ada teman yang enak buat berbagi hal apapun, ya apapun dari yang serius mikirin masalah negara sampai urusan perasaan atau bahkan urusan makanan, ya teman apapun yang memiliki peluang besar untuk terjalin ikatan emosional yang bisa dibilang tidak lekang oleh waktu. Tapi ada juga teman lainnya. Teman serius belajar, teman serius diskusi, bahkan teman serius untuk happy-happy. Namanya juga teman, disadari atau enggak punya porsinya tersendiri. Teman Ketika berpisah, kita bertemu dengan teman-teman yang baru. Walhasil warna didalam diri kita bertambah menjadi semakin beragam yang membentuk pola baru, pun disadari atau tidak pribadi kita menjadi terperbaharu. Ketika bertemu dengan teman di masa lalu Ada perasaan seakan-akan kita kembali ke masa lalu. Ada cerita-cerita seru yang dilewati tanpa campur tangan teman kita yang dulu. Ada seru yang meski kita sendiri tidak tau bagaimana cerita itu bisa berlalu. Namun Ketika ce