(Pixabay/PublicDomainPicture) Siapa di sini yang udah memasuki masa-masa pubertas? Masa pubertas, merupakan masa dimana semuanya benar-benar berubah. Ya gimana enggak, masa pubertas merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja. Uniknya, ketika memasuki masa pubertas dibilang masih anak-anak nggak mau tapi dibilang dewasa juga belum siap 🙊 Eits, tapi tenang aja kalau kamu udah ada di masa pubertas ini. Karena aku bakalan spill Tips Sukses Pubertas yang sangat mudah kamu terapkan di dalam keseharianmu ☺ 6 Tips Sukses Pubertas 1. Pahami Perubahan Bentuk Tubuh (fisik) Hal yang bikin kaget dan tentu saja penanda pertama ketika kamu memasuki masa pubertas adalah, perubahan bentuk tubuh. Suara mulai berubah (perempuan cempreng, laki-laki nge-bas), tumbuhnya b...
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Okay, jadi untuk beberapa postingan ke depan bakalan diisi sama tugas
saya di IIP. Apa itu IIP? IIP itu singkatan dari Institut Ibu
Profesional. Kenapa saya ikutan? Soalnya pengen belajar untuk menjadi
ibu terbaik buat anak-anak saya kelak (ehhmmm) pun melanjutkan belajar
ilmu keluarga pasca kampus. Jadi kalau pas kuliah di IKK saya
belajarnya secara teoritis dari dosen-dosen tercinta yang ahli
dibidang ilmu keluarga, nah sekarang belajarnya dari praktisi. Kalau
masih penasaran apa itu IIP, bisa digoogling aja heheh. Kalau gitu
langsung aja ya, saya mau jawab NHW (Nice Home Work) saya di IIP yang
pertama.
Bismillah....
NHW #1
1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan Anda tekuni di universitas kehidupan ini
Saya pengen banget dari dulu belajar bagaimana cara memetakan
potensi unggul dari seorang anak
2. Alasan terkuat apa yang Anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut
Saya percaya bahwa Allah menciptakan setiap makhluknya itu memiliki
visi tersendiri. Kalau kata lagu “When God made you, he must be
thinking about me”. Allah punya tujuan kenapa menciptakan manusia, pun
penciptaanNya pasti Allah udah siapkan paket komplit dengan
potensinya. Nah tinggal bagaimana seorang individu menemukan apa visi
yang telah Allah siapkan untuknya. Kalau kata pak Arvan namanya
calling, atau passion. Saya sangat yakin ketika setiap orang
mengetahui callingnya, maka ia akan melakukan dan memberikan yang
terbaik berdasarkan potensi yang ia miliki. Dengan begitu maka saya
sangat yakin bahwa suatu bangsa akan sangat maju, tingkat kriminalitas
akan menurun, prestasi akademik maupun non akademik tidak hanya
dimiliki oleh segelintir orang, dan pastinya setiap individu akan
happy mengerjakan apa yang ia kerjakan. Karena bukankah Rasul bilang,
bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.
3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan Anda rencanakan di
bidang tersebut?
Lebih banyak belajar mengenai ilmu tumbuh kembang anak. Mengapa ilmu
tumbuh kembang anak? Karena dengan ilmu ini kita akan dengan mudah
dibimbing untuk memetakan potensi anak sejak lahir. Dari mana
belajarnya? Dari berbagai literatur, seperti jurnal, buku, pun dengan
menyimak talkshow di radio atau mengikuti seminar-seminar.
Mempelajari lebih banyak ilmu keluarga, mengapa? Karena bagimanapun
seorang anak mempelajari berbagai hal yang pertama dan yang utama dari
keluarganya. Keluarga lah yang memiliki andil besar terhadap
kesuksesan seorang anak. Hal ini dijelaskan pada 8 fungsi keluarga,
yang salah satu poinnya bahwa keluarga memiliki fungsi edukasi. Meski
kini fungsi edukasi telah diambil institusi lain (katakanlah sekolah)
namun bagaimanapun rumah adalah sekolah nomer 1 bagi anak untuk
belajar ilmu yang tiada batasnya (mengingat sekolah memiliki batasan
waktu dan batasan kurikulum untuk memberikan pelajaran tertentu dalam
setiap rentang usia anak).
Mempelajari ilmu parenting baik dari ahli bidang parenting maupun
praktisi bidang parenting. Mengapa ilmu keluarga saja tidak cukup, pun
ilmu parenting saja tidak cukup? Karena kedua ilmu tersebut saling
bersinergi satu sama lain. Dalam ilmu parenting, kita belajar cara
mengasuh anak yang benar. Bagaimana cara memberikan berbagai stimulus
yang merangsang berbagai kecerdasannya. Baik itu kecerdasan majemuk
(Howard Gardner) maupun kecerdasan seperti kognitif, afektif, dan
psikomotor. Pun kecerdasan lain seperti sosial dan kecerdasan
spiritual.
Insya Allah, untuk lebih dalam belajar bagaimana memetakan potensi
anak. Saya berencana mengmbil program master Gifted Education di
Radboud University. Selain akan menunjang saya dalam karir saya ke
depan, saya ingin sekali membuat pelatihan-pelatihan dan kurikulum
yang terintegrasi dengan sekolah, untuk memetakan potensi anak unggul
khususnya bagi anak-anak yang berasal dari keluarga kelas menengah ke
bawah. Karena yang saya lihat, program-program seperti ini kebanyakan
hanya diperuntukan bagi kalangan menengah ke atas. Padahal semua anak
memiliki hak dan kesempatan yang sama. Oleh karena itu, bismillah saya
ingin mengambil langkah ini. Mohon do’anya ya .
4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang
Anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut?
Selalu menjadi gelas yang kosong, mengapa? Karena dengan menjadi
gelas yang kosong kita akan memiliki pemikiran terbuka untuk memahami
dan menerima ilmu baru yang sampai kepada kita. Jangan pernah merasa
lebih pintar dari pemberi ilmu, karena hal yang saya rasakan sendiri
justru semakin kita banyak belajar semakin kita sadar bahwa ilmu yang
kita miliki belum ada apa-apanya.
Bersihkan hati dan luruskan niat. Ilmu itu cahaya. Bagaimana ilmu
bisa masuk kalau hati kita kotor. Maka bersihkan hati dari
penyakit-penyakit hati. Luruskan niat menuntut ilmu hanya karena
Allah. Allah lah yang memberikan kita kesempatan untuk menuntut ilmu
dan Allah pulalah yang mengijinkan kita untuk mengamalkan apa yang
telah kita pelajari
Disiplin dalam menjalankan prioritas, tentunya dalam hal ini adalah
menuntut ilmu. Beri target setiap minggu untuk memahami minimalnya
satu bab dari satu buku. Tentu saja akan lebih baik lagi jika kita
bisa melampaui minimalnya satu bab buku dalam satu minggu. Gunakan
waktu luang untuk diisi dengan membaca, khususnya membaca berbagai
literatur yang berhubungan dengan ilmu yang akan kita fokuskan untuk
kita pelajari. Jangan lupa juga selalu membawa buku ketika kita pergi
kemanapun (perjalanan)
Bismillah....
Semoga Allah selalu meridhai setiap langkah kita
Aamiin
"Ilmu tapa amalan, bagaikan pohon tidak berbuah"
-Pepatah-
Okay, jadi untuk beberapa postingan ke depan bakalan diisi sama tugas
saya di IIP. Apa itu IIP? IIP itu singkatan dari Institut Ibu
Profesional. Kenapa saya ikutan? Soalnya pengen belajar untuk menjadi
ibu terbaik buat anak-anak saya kelak (ehhmmm) pun melanjutkan belajar
ilmu keluarga pasca kampus. Jadi kalau pas kuliah di IKK saya
belajarnya secara teoritis dari dosen-dosen tercinta yang ahli
dibidang ilmu keluarga, nah sekarang belajarnya dari praktisi. Kalau
masih penasaran apa itu IIP, bisa digoogling aja heheh. Kalau gitu
langsung aja ya, saya mau jawab NHW (Nice Home Work) saya di IIP yang
pertama.
Bismillah....
NHW #1
1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan Anda tekuni di universitas kehidupan ini
Saya pengen banget dari dulu belajar bagaimana cara memetakan
potensi unggul dari seorang anak
2. Alasan terkuat apa yang Anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut
Saya percaya bahwa Allah menciptakan setiap makhluknya itu memiliki
visi tersendiri. Kalau kata lagu “When God made you, he must be
thinking about me”. Allah punya tujuan kenapa menciptakan manusia, pun
penciptaanNya pasti Allah udah siapkan paket komplit dengan
potensinya. Nah tinggal bagaimana seorang individu menemukan apa visi
yang telah Allah siapkan untuknya. Kalau kata pak Arvan namanya
calling, atau passion. Saya sangat yakin ketika setiap orang
mengetahui callingnya, maka ia akan melakukan dan memberikan yang
terbaik berdasarkan potensi yang ia miliki. Dengan begitu maka saya
sangat yakin bahwa suatu bangsa akan sangat maju, tingkat kriminalitas
akan menurun, prestasi akademik maupun non akademik tidak hanya
dimiliki oleh segelintir orang, dan pastinya setiap individu akan
happy mengerjakan apa yang ia kerjakan. Karena bukankah Rasul bilang,
bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.
3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan Anda rencanakan di
bidang tersebut?
Lebih banyak belajar mengenai ilmu tumbuh kembang anak. Mengapa ilmu
tumbuh kembang anak? Karena dengan ilmu ini kita akan dengan mudah
dibimbing untuk memetakan potensi anak sejak lahir. Dari mana
belajarnya? Dari berbagai literatur, seperti jurnal, buku, pun dengan
menyimak talkshow di radio atau mengikuti seminar-seminar.
Mempelajari lebih banyak ilmu keluarga, mengapa? Karena bagimanapun
seorang anak mempelajari berbagai hal yang pertama dan yang utama dari
keluarganya. Keluarga lah yang memiliki andil besar terhadap
kesuksesan seorang anak. Hal ini dijelaskan pada 8 fungsi keluarga,
yang salah satu poinnya bahwa keluarga memiliki fungsi edukasi. Meski
kini fungsi edukasi telah diambil institusi lain (katakanlah sekolah)
namun bagaimanapun rumah adalah sekolah nomer 1 bagi anak untuk
belajar ilmu yang tiada batasnya (mengingat sekolah memiliki batasan
waktu dan batasan kurikulum untuk memberikan pelajaran tertentu dalam
setiap rentang usia anak).
Mempelajari ilmu parenting baik dari ahli bidang parenting maupun
praktisi bidang parenting. Mengapa ilmu keluarga saja tidak cukup, pun
ilmu parenting saja tidak cukup? Karena kedua ilmu tersebut saling
bersinergi satu sama lain. Dalam ilmu parenting, kita belajar cara
mengasuh anak yang benar. Bagaimana cara memberikan berbagai stimulus
yang merangsang berbagai kecerdasannya. Baik itu kecerdasan majemuk
(Howard Gardner) maupun kecerdasan seperti kognitif, afektif, dan
psikomotor. Pun kecerdasan lain seperti sosial dan kecerdasan
spiritual.
Insya Allah, untuk lebih dalam belajar bagaimana memetakan potensi
anak. Saya berencana mengmbil program master Gifted Education di
Radboud University. Selain akan menunjang saya dalam karir saya ke
depan, saya ingin sekali membuat pelatihan-pelatihan dan kurikulum
yang terintegrasi dengan sekolah, untuk memetakan potensi anak unggul
khususnya bagi anak-anak yang berasal dari keluarga kelas menengah ke
bawah. Karena yang saya lihat, program-program seperti ini kebanyakan
hanya diperuntukan bagi kalangan menengah ke atas. Padahal semua anak
memiliki hak dan kesempatan yang sama. Oleh karena itu, bismillah saya
ingin mengambil langkah ini. Mohon do’anya ya .
4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang
Anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut?
Selalu menjadi gelas yang kosong, mengapa? Karena dengan menjadi
gelas yang kosong kita akan memiliki pemikiran terbuka untuk memahami
dan menerima ilmu baru yang sampai kepada kita. Jangan pernah merasa
lebih pintar dari pemberi ilmu, karena hal yang saya rasakan sendiri
justru semakin kita banyak belajar semakin kita sadar bahwa ilmu yang
kita miliki belum ada apa-apanya.
Bersihkan hati dan luruskan niat. Ilmu itu cahaya. Bagaimana ilmu
bisa masuk kalau hati kita kotor. Maka bersihkan hati dari
penyakit-penyakit hati. Luruskan niat menuntut ilmu hanya karena
Allah. Allah lah yang memberikan kita kesempatan untuk menuntut ilmu
dan Allah pulalah yang mengijinkan kita untuk mengamalkan apa yang
telah kita pelajari
Disiplin dalam menjalankan prioritas, tentunya dalam hal ini adalah
menuntut ilmu. Beri target setiap minggu untuk memahami minimalnya
satu bab dari satu buku. Tentu saja akan lebih baik lagi jika kita
bisa melampaui minimalnya satu bab buku dalam satu minggu. Gunakan
waktu luang untuk diisi dengan membaca, khususnya membaca berbagai
literatur yang berhubungan dengan ilmu yang akan kita fokuskan untuk
kita pelajari. Jangan lupa juga selalu membawa buku ketika kita pergi
kemanapun (perjalanan)
Bismillah....
Semoga Allah selalu meridhai setiap langkah kita
Aamiin
"Ilmu tapa amalan, bagaikan pohon tidak berbuah"
-Pepatah-
Komentar
Posting Komentar