Langsung ke konten utama

Postingan

Tips Sukses Pubertas, Gen Z Ayo Merapat!

                                                              (Pixabay/PublicDomainPicture) Siapa di sini yang udah memasuki masa-masa pubertas? Masa pubertas, merupakan masa dimana semuanya benar-benar berubah.  Ya gimana enggak, masa pubertas merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja. Uniknya, ketika memasuki masa pubertas dibilang masih anak-anak nggak mau tapi dibilang dewasa juga belum siap 🙊 Eits, tapi tenang aja kalau kamu udah ada di masa pubertas ini. Karena aku bakalan spill Tips Sukses Pubertas yang sangat mudah kamu terapkan di dalam keseharianmu ☺ 6 Tips Sukses Pubertas 1. Pahami Perubahan Bentuk Tubuh (fisik) Hal yang bikin kaget dan tentu saja penanda pertama ketika kamu memasuki masa pubertas adalah, perubahan bentuk tubuh. Suara mulai berubah (perempuan cempreng, laki-laki nge-bas), tumbuhnya bulu-bulu di area-area tertentu, jerawat, dada bidang (laki-laki),  haid (perempuan), adanya sperma (laki-laki), dan tumbuhnya payudara (perempuan). Jadi jangan
Postingan terbaru

Tips Cara Menghilangkan Noda Hitam atau Jamur pada Pakaian

(Pexels/Pixabay) Siapa di sini yang jengkel atau kesal dengan noda hitam atau jamur yang menempel pada pakaian? Jika ya, tenang saja. Karena di sini, saya akan membagikan tips bagaimana menghilangkan noda hitam atau jamur pada pakaian. Namun sebelum memberikan tipsnya, alangkah lebih baik jika kamu mengetahui apa penyebab adya noda hitam atau jamur pada pakaian. Penyebab Munculnya Noda Hitam atau Jamur pada Pakaian Noda hitam atau jamu pada pakaian, muncul karena adanya kelembaban pada kain. Kelembaban yang menimpulkan noda hitam atau jamur tersut, disebabkan karena kondisi pakaian yang basah, tempat penyimpanan yang lembab, hingga menyimpan kain dalam keranjang cucian untuk waktu yang lama. Alhasil, jika hal npemicu tersebut terjadi maka sudah bisa dipastikan jika noda hitam atau jamur pada pakain akan muncul dan terlihat sangat jelas. Tentu, noda hitam atau jamur tersebut sangat mengganggu kebersihan pada pakaian. Lantas apa yang harus dilakukan agar noda hitam atau jamur pada pakaia

Usia dan Kriteria

Hallo blog... Long time no see yaaa hahaha 🙈 Well, aku sekarang emang lebih rajin nulis buat kerjaan. Selain itu, jadinya lebih sering nulis di medsos. Tapi tenang kok, aku masih menyukaimu :) So, kali ini aku mau cerita tentang teka-teki yang selama ini cukup menghantui pikiran. Teka-teki tentang kriteria dan usia. Dan yang pasti, hal tersebut berkaitan erat dengan pernikahan 💒 Jadi nih jadi, ada sekitar 3 tahun belakangan ini, diriku kerap kali mendapatkan beberapa laporan. Laporan yang bikin pikiran berkata 'Oh jadi gitu'. Oke langsung sajaaaaa pemirsa. Ini berhubungan dengan statusku yang masssihhhh saja melajang hingga detik ini. Jadi kan jadi, sebenarnya ada beberapa orang teman yang berbaik hati membantu untuk mencarikan. Akan tetapi, semuanya hingga saat ini berujung dengan 'penolakan'. Alasan penolakannya itu satu, karena usia hahahaha. Well, emang nggak mudah bagi seorang pria untuk menerima perempuan seperti diriku ini untuk menjadi pasangannya. Utamanya ka

Bagaimana Rasanya?

Bagaimana jika kamu berada di posisiku? Bagaimana jika kamu berada di titik terendah, sama sepertiku? Bagaimana jika kamu merasa tidak berguna, sama sepertiku? Bagaimana jika kamu merasa diabaikan, sama sepertiku? Mungkin bagimu ini terlalu berlebihan. Bahkan kamu berpikir, "Aku tidak bisa berempati, karena aku tidak tahu rasanya." Semudah itukah kamu berbicara seperti itu di depanku? Kamu tahu, tidak ada seorang pun di dunia ini yang ingin merasakan ada di tempatku. Merasa diabaikan Merasa ditolak Merasa sendiri Merasa tidak berguna Merasa bahwa hidup ini hanya sia-sia dan percuma Pernahkah? Kamu tahu, rasanya ingin kuakhiri saja hidup ini. Ingin kusudahi saja semua episode terserak. Ya... Ingin ku sudahi! Walau setelah mati, mungkin akan terasa lebih berat dan menyakitkan karena dosaku lebih banyak dibandingkan amalku. Ah sudahlah Aku muak dengan semuanya Aku muak dengan hidupku Aku muak dengan kehadiran orang-orang di sekitarku Aku mu

Kamu Yakin?

Sore itu, kita bertemu. Membicarakan keputusan terakhir yang akan kita buat. Aku melihatmu datang terlebih dahulu. Kamu mengenakan kaus lengan pendek berwarna putih kesukaanmu. Rambutmu tersisir lebih rapih seperti biasa, dan tentu saja senyum lebar ketika kamu melihat kedatanganku. "Udah lama?" Tanyaku basa-basi membuka obrolan. "Enggak ko. Santai aja." Jawabmu meyakinkanku. Padahal aku yakin, kamu datang dan telah menungguku lebih dari 30 menit lalu. Entah mengapa, sore ini aku sengaja datang terlambat. Perlu usaha besar untukku membuat janji bertemu sore ini. "Ada apa?" Tanyamu memecah berbagai pemikiran yang terus berkecamuk di dalam kepala. "Ada satu hal lagi yang inginku tanyakan, sebelum kamu yakin mengambil keputusan ini." Jelasku berat, dan kamu hanya menatap mataku lekat. "Memangnya mau nanya apa?" Tanyamu penasaran. "Aku minta waktu seminggu." "Waktu seminggu? Maksudnya gimana?"

Efek Belajar Keluarga

Empat tahun selama kuliah, saya belajar tentang keluarga. Soalnya jurusan saya Ilmu Keluarga dan Konsumen.Bahkan konsumen pun belajarnya nggak jauh-jauh dari cara mengelola ekonomi keluarga. Sejujurnya semakin dipelajari, semakin sering mengoreksi. Mengoreksi tentang keluarga sendiri. Ini kok nggak bener, harusnya kayak gitu Kenapa sih kayak gini? Pertanyaan-pertanyaan yang selalu berputar-putar di kepala. Kenapa keluarga yang dijalankan, tidak berjalan sesuai dengan teori yang ada? Jadi ingat ketika saya mengambil kelas Family Therapy, bareng Pak Asep Haerul Gani. Ada salah satu peserta, yang sangat tidak puas dengan keluarganya (Fyi, semua peserta merupakan psikolog kecuali saya yang lulusan Ilmu Keluarga). Dan mengagetkan apa respon Pak Asep terhadap peserta tersebut. "Kamu merasakan ini, karena kamu orang psikologi. Bahkan kamu mendalami psikologi keluarga. Coba kalau kamu anak teknik, maka kamu tidak akan merasa sesakit ini." Kurang lebih, itu yang belia