(Pixabay/PublicDomainPicture) Siapa di sini yang udah memasuki masa-masa pubertas? Masa pubertas, merupakan masa dimana semuanya benar-benar berubah. Ya gimana enggak, masa pubertas merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja. Uniknya, ketika memasuki masa pubertas dibilang masih anak-anak nggak mau tapi dibilang dewasa juga belum siap 🙊 Eits, tapi tenang aja kalau kamu udah ada di masa pubertas ini. Karena aku bakalan spill Tips Sukses Pubertas yang sangat mudah kamu terapkan di dalam keseharianmu ☺ 6 Tips Sukses Pubertas 1. Pahami Perubahan Bentuk Tubuh (fisik) Hal yang bikin kaget dan tentu saja penanda pertama ketika kamu memasuki masa pubertas adalah, perubahan bentuk tubuh. Suara mulai berubah (perempuan cempreng, laki-laki nge-bas), tumbuhnya b...
Sedikitpun kita tidak pernah merencakan akan bertemu dengan siapa dan akan berteman dengan siapa. Kalian bertemu, menjadi akrab dari hari ke hari. Berbagi cerita yang ternyata menyentuh hal-hal pribadi. Kalian bisa saling mempercayai, namun ada juga yang sebaliknya. Kamu sangat mempercayainya namun tidak dengannya.
Kepercayaanmu terus tumbuh, namun tidak dengannya. Apakah ini salah? Tentu saja tidak, karena ini pilihan sikapnya.
Hari demi hari, hingga tahun demi tahun berganti. Kamu semakin nyaman berbagi hal sekecil apapun dengannya, namun ternyata tidak dengan dirinya. Entah bagaimana alasannya, dia masih enggan untuk berbagi hal-hal kecil denganmu. Apakah ini salah? Tentu tidak, karena ini pilihannya.
Hingga akhirnya kamu berpikir, apakah ini yang dinamakan dengan teman? Apakah ini hubungan yang adil, ketika kamu benar-benar mempercayainya sementara dia tidak benar-benar mempercayaimu? Tentu tidak, karena ini pilihannya.
Tahun berganti, ada begitu banyak episode silih berganti. Begitupun episode kamu dengannya. Hingga sampailah pada suatu titik sadar, bahwa kamu menyadari bahwa kamu bukanlah siapa-siapa untuknya. Kamu bukanlah teman baik baginya, sebagaimana apa yang selalu kamu pikirkan tentangnya. Apakah ini salah? Tentu tidak, karena ini pilihan sikapnya.
Hingga
Kamu pun perlahan mulai menyadari akan arti hadirmu bagi dirinya. Kenyataan pahit bahwa kamu bukanlah siapa-siapa. Kamu bukan orang yang ia percaya untuk berbagi kisahnya, tidak seperti kamu menganggapnya selama ini. Kamu bukanlah siapa-siapa baginya. Sama sekali bukan. Kamu hanya teman "biasa" baginya.
Itulah teman, yang kehadirannya merupakan ujian. Ketika tahun semakin berganti. Ketika episode silih berganti, maka dengan sendirinya kamu akan menilai mana yang benar-benar teman terbaikmu. Mana yang selalu ada meski episodemu silih berganti. Mana teman yang hanya mendekatimu ketika kamu senang, pun yang akan meninggalkanmu ketika kamu terpuruk atau bahkan lebih kejam ketika ia turut serta berperan menciptakan episode terburuk untuk hidupmu.
Kepercayaanmu terus tumbuh, namun tidak dengannya. Apakah ini salah? Tentu saja tidak, karena ini pilihan sikapnya.
Hari demi hari, hingga tahun demi tahun berganti. Kamu semakin nyaman berbagi hal sekecil apapun dengannya, namun ternyata tidak dengan dirinya. Entah bagaimana alasannya, dia masih enggan untuk berbagi hal-hal kecil denganmu. Apakah ini salah? Tentu tidak, karena ini pilihannya.
Hingga akhirnya kamu berpikir, apakah ini yang dinamakan dengan teman? Apakah ini hubungan yang adil, ketika kamu benar-benar mempercayainya sementara dia tidak benar-benar mempercayaimu? Tentu tidak, karena ini pilihannya.
Tahun berganti, ada begitu banyak episode silih berganti. Begitupun episode kamu dengannya. Hingga sampailah pada suatu titik sadar, bahwa kamu menyadari bahwa kamu bukanlah siapa-siapa untuknya. Kamu bukanlah teman baik baginya, sebagaimana apa yang selalu kamu pikirkan tentangnya. Apakah ini salah? Tentu tidak, karena ini pilihan sikapnya.
Hingga
Kamu pun perlahan mulai menyadari akan arti hadirmu bagi dirinya. Kenyataan pahit bahwa kamu bukanlah siapa-siapa. Kamu bukan orang yang ia percaya untuk berbagi kisahnya, tidak seperti kamu menganggapnya selama ini. Kamu bukanlah siapa-siapa baginya. Sama sekali bukan. Kamu hanya teman "biasa" baginya.
Itulah teman, yang kehadirannya merupakan ujian. Ketika tahun semakin berganti. Ketika episode silih berganti, maka dengan sendirinya kamu akan menilai mana yang benar-benar teman terbaikmu. Mana yang selalu ada meski episodemu silih berganti. Mana teman yang hanya mendekatimu ketika kamu senang, pun yang akan meninggalkanmu ketika kamu terpuruk atau bahkan lebih kejam ketika ia turut serta berperan menciptakan episode terburuk untuk hidupmu.
"Apabila kalian memiliki teman yang membantumu dalam ketaatan, maka genggam erat tangannya. Karena mendapatkan seorang sahabat itu sulit sedangkan berpisah darinya itu mudah"
- Imam Syafi'i-
Komentar
Posting Komentar