(Pixabay/PublicDomainPicture) Siapa di sini yang udah memasuki masa-masa pubertas? Masa pubertas, merupakan masa dimana semuanya benar-benar berubah. Ya gimana enggak, masa pubertas merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja. Uniknya, ketika memasuki masa pubertas dibilang masih anak-anak nggak mau tapi dibilang dewasa juga belum siap 🙊 Eits, tapi tenang aja kalau kamu udah ada di masa pubertas ini. Karena aku bakalan spill Tips Sukses Pubertas yang sangat mudah kamu terapkan di dalam keseharianmu ☺ 6 Tips Sukses Pubertas 1. Pahami Perubahan Bentuk Tubuh (fisik) Hal yang bikin kaget dan tentu saja penanda pertama ketika kamu memasuki masa pubertas adalah, perubahan bentuk tubuh. Suara mulai berubah (perempuan cempreng, laki-laki nge-bas), tumbuhnya b...
Alhamdulillah berjumpa lagi dalam NHW. Nah, NHW kali ini katanya merupakan NHW TERAKHIR di kelas matrikulasi IIP. Maasha Allah nggak nyangka udah yang ke-9 aja dan jadi tugas terakhir. Well, sangat bersyukur dan hamdalah banget bisa gabung IIP. Jujur sama sekali saya nggak tau IIP itu apaan, namun suatu sore Fatma ngirim saya broadcast OR IIP dan setelah dipikirkan nggak ada salahnya buat gabung dan belajar banyak di sana. Dan ya, IIP bagi saya bukan hanya sekedar tempat belajar namun juga tempatnya merenungi diri. Merenungi apa dan siapa kita, dan yang lebih penting manfaat seperti apa yang ingin kita buat dalam mengisi pinjaman usia yang telah diamanahkan oleh Allah.
Balik ke NHW #9, sejujurnya saya deg-degan dan ini kali pertama saya ngumpulin deketan deadline (hahaha), soalnya ini tugas yang beneran harus dipikirin mateng, direncanakan, dan pastinya dijalankan. Lantas, terbesitlah pikiran "Emang mungkin? Emang sanggup jalaninnya? Emang yakin bakalan terwujud?...." dan banyak lagi pertanyaan yang bikin saya deg-degan buat jalanin apa-apa yang udah saya rencanakan. Tapi kan tapiii, rahmat Allah itu mendahului takdirNya. Jadi ya kalau kata ibu "Lahawla aja, serahin ke Allah" gitu nasihat ibu kalau saya lagi galau heeheh. Kalau katanya Raisa (satu-satunya lagu dia yang saya suka wkwkw) "Mimpi adalah harapan, kata hatimu. Tak ada sakit dan sendu yang menembus ruang mimpi. Percaya mimpi-mimpi mu kisah nyata yang menunggu. Tak akan terhindar dari lelah. Percaya dan senyumlah. Mimpimu akan nyata". Ya pokoknya bismillah aja. Kalau kata dosen saya yang sekarang jadi mentor plus atasan saya kerja, niatkan pekerjaan ini buat bantu orang, buat dakwah, intinya buat kebaikan. Gitu katanya.
Dan ini lah rencana yang telah saya buat pun dibuat berdasarkan perenungan dan keterkaitan dengan rencana-rencana yang sudah saya buat di NHW sebelum-sebelumnya pun mengingat apa yang sedang dan akan saya kerjakan sekarang.
Bismillah
Empati+Passion = Social Venture
Oke, kalau ditanya kenapa bisa milih ini? Jawabannya soalnya saya pernah ngerasain dijalan yang menurut saya enggak banget hahah. Saya juga liat fenomena pelajar yang terjadi di sekitar saya. Sekolah yang nyebelin, pelajaran yang banyak, kuliah salah jurusan (ini yang beneran saya alami), kerjaan nggak sesuai passion/hati, anak yang stres karena ditarget jadi apa sama orangtuanya, dll. Hingga saya dengan izin Allah belajar Pendidikan Holistik pas kuliah (diantara semua mata kuliah, saya PALING SUKA mata kuliah ini). Nggak tau kenapa, seakan mata kuliah ini dengan pesona dan keajaibannya menjawab semua pertanyaan-pertanyaan saya tentang permasalahan anak, sekolah, bakat, Kurikulum, dll. Sehingga saya kepikiran kalau misal anak-anak udah tau banget bakatnya apa, tau banget cita-citanya apa, tau banget mau jadi apa, dan tau banget mau jadi manfaat seperti apa buat orang-orang di sekitarnya saya yakin permasalahan-permasalahan sosial akan menurun drastis dan pastinya orang-orang beneran berkiprah sesuai dengan bidangnya. Mengerjakan apa yang mereka cintai dan mencintai apa yang mereka kerjakan serta memasukan cinta pada setiap apa yang mereka kerjakan. Kan katanya Rasul, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Makanya saya punya impian biar anak-anak Indonesia bisa menjadi manusia yang sebaik-baiknya :D
Pun saya juga pernah ngerasain fase dimana saya salah jurusan. Iya efeknya banyak. Nggak fokus kuliah, kalau ngelab jadi teledor yang berending pada percobaan yang gagal ketika temen saya udah pada pulang saya masih mendekam di lab. Kalau ke LSI (perpustakaan kampus) bukannya nyari bahan kuliah tapi malah mojok nyari buku-buku sikologi dan jurnal perempuan. Ah pokoknya nggak enak banget.
Ditambah lagi kalau pas dengerin Smart FM pas bahasan passion, aih udah bombay aja bawaannya. Hingga yang paling bikin mikir dan nekat buat pindah jurusan, pas pak Arvan bilang "Kalau punya mimpi, ngapain masih hidup dalam mimpi orang lain". Selain pak Arvan, yang memengaruhi saya itu Ayah Edy. Beliau banyak bahas terkait passion, cita-cita, dan pendidikan. Hingga yang paling bikin jleb itu pas beliau bawakan tema "Jangan ajarkan anak Anda mencari uang, tapi ajarkan agar uang mencari anak Anda" yang ya intinya lagi-lagi bahas passion. Well saya berkesimpulan seseorang akan bekerja secara extra mile kalau dia emang passion dalam mengerjakan pekerjaan tersebut. Bukan bekerja karena udah rutinitas dari Senin-Jumat pun selalu nunggu tanggal gajian. Nggak gitu dan nggak sedangkal itu tujuan buat bekerja.
Meski
Ketika saya menjalankan kehidupan pasca kampus, keyakinan itu beneran diuji sama Allah. Ada temen yang idealis banget tapi tetep aja membuang keidealisannya ketika dihadapkan dengan "penghasilan". Namun juga ada yang memperjuangkan idealismenya walau apapun yang terjadi. Ada juga yang masih diem di tempat meratapi nasib yang dirasanya nggak kunjung membaik.
Hingga
"Kalau kita ngikutin orang, ya kita bakalan jadi orang yang kebanyakan. Nggak spesial" gitu nasihat Fatma waktu saya galau juga sama apa yang pengen saya perjuangkan.
Namun
"Ya tiap orang nggak bisa kita salahkan atas alasan kenapa dia bekerja. Kita nggak bisa nyalahin orang yang milih pekerjaan karena uangnya, ya itu terserah mereka. Mungkin kondisinya sehabis lulus dia butuh uang banyak buat biayain keluarganya, ya nggak salah kan. Dan pekerjaan yang gajinya gede ya emang bukan bidangnya, nggak ada salahnya juga dia milih kerjaan itu walau sebenernya dia nggak sesuai sama pekerjaan itu" jelas temen saya yang lain.
Well, hidup ini pilihan. Semua orang bebas menentukan pilihannya. Tapi nggak tau ya, saya kok masih aja keukeuh kalau bekerja karena alasannya "uang" ya dangkal aja sih. Apa ya, saya masih tetep berpikir bahwa Allah itu udah ciptakan manusia dengan paket yang sangat lengkap, termasuk di dalamnya potensi diri. Ya sayang aja, potensi yang sudah Allah titipkan dipake hanya demi mengejar "uang" bukan kebermanfaatan. Sedangkal itu kah?
Hingga saya berkesimpulan kalau emang tujuannya adalah uang, ya yang ada malah stress. Kalau katanya Aa Gym sih cinta dunia, dan kecintaan pada dunia lah yang membuat hati menjadi keras, hati menjadi kotor, menjadikan pribadi yang tamak, dll. Hingga wajarlah pencapaian karir ditempuh dengan cara "apapun" karena yang diingat hanyalah dunia bukan akhirat. Namun bukan berarti cinta dunia itu salah, cinta dunia yang dibarengi dengan kecintaan pada akhirat maka akan lahirlah manfaat.
Ya, mimpi saya itu. Kalau orang bekerja karena passion dan bukan karena uang inshaa Allah ia akan menempuh perjalanan karir dengan cara-cara yang baik, dengan cara yang beneran Allah sukai dan Allah ridhai. Maka dengan setiap orang menyadari betul apa potensinya serta apa yang harus ia perbuat untuk ummat, maka insha Allah permasalahan-permasalahan sosial akan menurun dan orang-orang akan bekerja dengan happy.
Karena bukankah semakin ia mengenal dirinya, maka ia akan semakin dekat dengan Allah?
Bismillah...
Balik ke NHW #9, sejujurnya saya deg-degan dan ini kali pertama saya ngumpulin deketan deadline (hahaha), soalnya ini tugas yang beneran harus dipikirin mateng, direncanakan, dan pastinya dijalankan. Lantas, terbesitlah pikiran "Emang mungkin? Emang sanggup jalaninnya? Emang yakin bakalan terwujud?...." dan banyak lagi pertanyaan yang bikin saya deg-degan buat jalanin apa-apa yang udah saya rencanakan. Tapi kan tapiii, rahmat Allah itu mendahului takdirNya. Jadi ya kalau kata ibu "Lahawla aja, serahin ke Allah" gitu nasihat ibu kalau saya lagi galau heeheh. Kalau katanya Raisa (satu-satunya lagu dia yang saya suka wkwkw) "Mimpi adalah harapan, kata hatimu. Tak ada sakit dan sendu yang menembus ruang mimpi. Percaya mimpi-mimpi mu kisah nyata yang menunggu. Tak akan terhindar dari lelah. Percaya dan senyumlah. Mimpimu akan nyata". Ya pokoknya bismillah aja. Kalau kata dosen saya yang sekarang jadi mentor plus atasan saya kerja, niatkan pekerjaan ini buat bantu orang, buat dakwah, intinya buat kebaikan. Gitu katanya.
Dan ini lah rencana yang telah saya buat pun dibuat berdasarkan perenungan dan keterkaitan dengan rencana-rencana yang sudah saya buat di NHW sebelum-sebelumnya pun mengingat apa yang sedang dan akan saya kerjakan sekarang.
Bismillah
Empati+Passion = Social Venture
Oke, kalau ditanya kenapa bisa milih ini? Jawabannya soalnya saya pernah ngerasain dijalan yang menurut saya enggak banget hahah. Saya juga liat fenomena pelajar yang terjadi di sekitar saya. Sekolah yang nyebelin, pelajaran yang banyak, kuliah salah jurusan (ini yang beneran saya alami), kerjaan nggak sesuai passion/hati, anak yang stres karena ditarget jadi apa sama orangtuanya, dll. Hingga saya dengan izin Allah belajar Pendidikan Holistik pas kuliah (diantara semua mata kuliah, saya PALING SUKA mata kuliah ini). Nggak tau kenapa, seakan mata kuliah ini dengan pesona dan keajaibannya menjawab semua pertanyaan-pertanyaan saya tentang permasalahan anak, sekolah, bakat, Kurikulum, dll. Sehingga saya kepikiran kalau misal anak-anak udah tau banget bakatnya apa, tau banget cita-citanya apa, tau banget mau jadi apa, dan tau banget mau jadi manfaat seperti apa buat orang-orang di sekitarnya saya yakin permasalahan-permasalahan sosial akan menurun drastis dan pastinya orang-orang beneran berkiprah sesuai dengan bidangnya. Mengerjakan apa yang mereka cintai dan mencintai apa yang mereka kerjakan serta memasukan cinta pada setiap apa yang mereka kerjakan. Kan katanya Rasul, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Makanya saya punya impian biar anak-anak Indonesia bisa menjadi manusia yang sebaik-baiknya :D
Pun saya juga pernah ngerasain fase dimana saya salah jurusan. Iya efeknya banyak. Nggak fokus kuliah, kalau ngelab jadi teledor yang berending pada percobaan yang gagal ketika temen saya udah pada pulang saya masih mendekam di lab. Kalau ke LSI (perpustakaan kampus) bukannya nyari bahan kuliah tapi malah mojok nyari buku-buku sikologi dan jurnal perempuan. Ah pokoknya nggak enak banget.
Ditambah lagi kalau pas dengerin Smart FM pas bahasan passion, aih udah bombay aja bawaannya. Hingga yang paling bikin mikir dan nekat buat pindah jurusan, pas pak Arvan bilang "Kalau punya mimpi, ngapain masih hidup dalam mimpi orang lain". Selain pak Arvan, yang memengaruhi saya itu Ayah Edy. Beliau banyak bahas terkait passion, cita-cita, dan pendidikan. Hingga yang paling bikin jleb itu pas beliau bawakan tema "Jangan ajarkan anak Anda mencari uang, tapi ajarkan agar uang mencari anak Anda" yang ya intinya lagi-lagi bahas passion. Well saya berkesimpulan seseorang akan bekerja secara extra mile kalau dia emang passion dalam mengerjakan pekerjaan tersebut. Bukan bekerja karena udah rutinitas dari Senin-Jumat pun selalu nunggu tanggal gajian. Nggak gitu dan nggak sedangkal itu tujuan buat bekerja.
Meski
Ketika saya menjalankan kehidupan pasca kampus, keyakinan itu beneran diuji sama Allah. Ada temen yang idealis banget tapi tetep aja membuang keidealisannya ketika dihadapkan dengan "penghasilan". Namun juga ada yang memperjuangkan idealismenya walau apapun yang terjadi. Ada juga yang masih diem di tempat meratapi nasib yang dirasanya nggak kunjung membaik.
Hingga
"Kalau kita ngikutin orang, ya kita bakalan jadi orang yang kebanyakan. Nggak spesial" gitu nasihat Fatma waktu saya galau juga sama apa yang pengen saya perjuangkan.
Namun
"Ya tiap orang nggak bisa kita salahkan atas alasan kenapa dia bekerja. Kita nggak bisa nyalahin orang yang milih pekerjaan karena uangnya, ya itu terserah mereka. Mungkin kondisinya sehabis lulus dia butuh uang banyak buat biayain keluarganya, ya nggak salah kan. Dan pekerjaan yang gajinya gede ya emang bukan bidangnya, nggak ada salahnya juga dia milih kerjaan itu walau sebenernya dia nggak sesuai sama pekerjaan itu" jelas temen saya yang lain.
Well, hidup ini pilihan. Semua orang bebas menentukan pilihannya. Tapi nggak tau ya, saya kok masih aja keukeuh kalau bekerja karena alasannya "uang" ya dangkal aja sih. Apa ya, saya masih tetep berpikir bahwa Allah itu udah ciptakan manusia dengan paket yang sangat lengkap, termasuk di dalamnya potensi diri. Ya sayang aja, potensi yang sudah Allah titipkan dipake hanya demi mengejar "uang" bukan kebermanfaatan. Sedangkal itu kah?
Hingga saya berkesimpulan kalau emang tujuannya adalah uang, ya yang ada malah stress. Kalau katanya Aa Gym sih cinta dunia, dan kecintaan pada dunia lah yang membuat hati menjadi keras, hati menjadi kotor, menjadikan pribadi yang tamak, dll. Hingga wajarlah pencapaian karir ditempuh dengan cara "apapun" karena yang diingat hanyalah dunia bukan akhirat. Namun bukan berarti cinta dunia itu salah, cinta dunia yang dibarengi dengan kecintaan pada akhirat maka akan lahirlah manfaat.
Ya, mimpi saya itu. Kalau orang bekerja karena passion dan bukan karena uang inshaa Allah ia akan menempuh perjalanan karir dengan cara-cara yang baik, dengan cara yang beneran Allah sukai dan Allah ridhai. Maka dengan setiap orang menyadari betul apa potensinya serta apa yang harus ia perbuat untuk ummat, maka insha Allah permasalahan-permasalahan sosial akan menurun dan orang-orang akan bekerja dengan happy.
Karena bukankah semakin ia mengenal dirinya, maka ia akan semakin dekat dengan Allah?
Bismillah...
Komentar
Posting Komentar